Informasi Penting

Monday, May 16, 2011

Budidaya Tanaman Pare


PENDAHULUAN
Pare (Momordica charantia) termasuk jenis sayuran dataran rendah. Rasanya pahit-pahit sedap, sehingga banyak disukai masyarakat. Tanaman Pare gampang tumbuh di mana saja, daerah ketinggian 1 - 1.500 meter di atas permukaan laut cocok untuk tanaman pare.

BENIH
Kebutuhan benih setiap hektar 5-7 kg sudah termasuk untuk sulaman. Jenis pare yang disukai masyarakat serta banyak dibudidayakan petani antara lain:
Ø  Pare Taiwan
Pare ini berasal dari Taiwan, buahnya lonjong, agak bulat dan besar, kulitnya tidak berbintil, warna putih kehijauan, rasa tidak terlalu pahit.
Ø  Pare Gajib
Warna buah putih kekuningan, kulit buah berbintil besar, panjang sekitar 30 – 50 cm dan agak ramping, sedang berat buah 250-500 gram.
Ø  Pare Ayam/Pare Hijau
Buahnya kecil, pendek, warna buah hijau, bijinya banyak, rasanya pahit. Jenis ini dapat tumbuh dan berbuah tanpa perlu perambatan.

PENANAMAN
Pare ditanam di atas gulatan-gulatan dengan ukuran lebar 1,5-2,5 m, sedang panjang menurut lahan yang tersedia. Jarak tanam 1×m dengan sedikit tanah. Setelah tumbuh 2-3 daun, baru diberi ajir (tutus) sebagai rambatan (dibuat dari bambu).

PEMELIHARAAN

Penyulaman
Biji yang tidak tumbuh segera disulam agar tidak terlalu jauh pertumbuhannya dari tanaman terdahulu. Sulaman dapat dengan biji atau bibit.

Penyiangan
Karena jarak tanam terlalu lebar, maka pertumbuhan gulma cepat dan banyak sehingga penyiangan perlu dilakukan secara rutin. Penyiangan dapat dilakukan dengan cara mencabuti gulma dan dilanjutkan pendangiran agar tanah menjadi gembur.

Pemangkasan
Pemangkasan dilaksanakan 2 kali yaitu saat umur 3 minggu dengan tujuan agar tunas tumbuh melebar. Sedangkan pemangkasan berikutnya pada umur 6 minggu dengan membuang cabang yang tua dan tumbuh, daun kering serta cabang yang rusak.

PEMUPUKAN
Pupuk kandang diberikan bersamaan pengolahan tanah sebanyak 10-15 ton tiap hektar, sedang pupuk NPK diberikan setelah tanaman tumbuh, dengan dosis 20 gram setiap tanaman.

PEMBUNGKUSAN BUAH
Untuk melindungi buah dari serangan lalat buah, buah pare perlu dibungkus dengan kertas koran, plastik tipis, atau plastik hitam. Pembungkusan dilakukan sejak buah masih kecil.

HAMA DAN PENYAKIT
Serangan hama penyakit tanaman pare jarang ditemukan. Hama oteng-oteng atau Lembing sering menghabiskan daun pare. Pengendalian dengan menggunakan peptisida. Kadang siput juga menyerang tanaman pare pada waktu malam hari. Pengendalian dengan menggunakan insektisida. Lalat buah dapat menyerang buah pare, sehingga mutunya rendah/busuk. Pengendalian dapat dengan membungkus buah data kertas koran atau plastik.
Penyakit embun bulu yang disebabkan jamur Pseudoperonospora Cubenesis dapat mengganggu tanaman pare. Daun yang terserang menunjukkan bercak-bercak kuning. Bila serangan hebat dapat mematikan tanaman. Pengendalian dapat dilakukan dengan pemberian fungisida.

PANEN
Panen pertama dilakukan 2 bulan setelah tanam. Pare yang tepat untuk dikonsumsi ialah belum tua benar, bintil-bintil dan alur keriputnya masih agak rapat. Ukuran panjang pare Gajib yang layak dikonsumsi sekitar 25-30 cm sedang pare hijau 15-20 cm. Pemetikan dilakukan dengan memotong buah diatas pembngkus dengan pisau atau gunting. Karena buah pare mudah lecet dan ini mempengaruhi kualitas, maka pada waktu menumpuk diusahakan jangan terlalu banyak. Dalam pengangkutan usahakan wadahnya tidak menimbulkan guncangan terlalu keras sehingga terjadi gesekan.

0 komentar:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Dahrul, SP. Powered by Blogger.

  ©Budidaya Pertanian - Todos os direitos reservados.

Template by Dicas Blogger | Topo